Project : Lovefluenza
Genre. : romance,yaoi
Pair. : kisaki x riku
Band. : Lin
PG. : 15+
---***---
Hujan terus mengguyur kota tokyo.
Ketika riku membuka matanya yang basah dan sembab,melihat ke jendela itu...
Rintik hujan terus membasahi.
Dingin...
Riku mencari minum di sekitar futonnya.
Sudah 2 hari riku sakit.
Bahkan untuk duduk pun terkadang riku kesulitan.
Si kucing hitam juga kemarin hanya makan 1 kali saja.
Batuk,pilek dan demam.
Setiap 1 menit sekali riku terbatuk-batuk.
Untung masih ada persediaan obat.
Entah obat apa riku gak yakin.
Tapi dari bentuk kapsul itu seperti obat demam yang pernah ia beli dulu.
Dan efeknya langsung terasa.
Riku tertidur kembali.
----***----
" shitsurei shimasu shacho.."
"Reiya...anak itu gak masuk lagi ?..bukannya hari ini kita ada rehearsal?"
Bos itu nampak kesal sambil terus mencek jadwal dan berkas-berkas di atas mejanya.
"Ya..ya...aku belum dapat kabar dari riku sih...mungkin dia masih sakit.."
"Sakit?"
"Katanya demam.."
"Ck..aku boss nya dan dia gak bilang hal itu padaku?..berani sekali dia."
Aura neraka itu terpancar dan reiya segera kabur dari kantor kisaki.
"Aaa..shacho..aku harus ceksound dulu di bawah...permisi"
"Aah..ya ya pergilah.."
Bukan saja kesal karena riku gak bilang alasannya tidak masuk kerja.
Tapi sebagai kekasihnya..
Dan sebagai atasannya...
Kisaki merasa tidak dipercaya dan tidak dihargai.
Ia pun beranjak dari kursinya ,mengambil jaket kulitnya dan pergi dari kantor itu.
---***---
"shacho..."
"Kau kira ini di kantor?..minggir."
Kisaki masuk dan segera ia tutup pintu itu.
Riku masih berdiri di depannya sambil sedikit membungkuk.
Kisaki bisa lihat dengan jelas wajahnya yang pucat.
Matanya seperti habis menangis.
Ia letakkan tangan di dahi riku.
"Kata reiya kau demam...masih panas...sudah berapa lama?"
"...2 hari..aku berencana masuk kerja besok..."
"Gak usah.Aku yang menentukan kapan kau kerja kapan kau istirahat."
Tanpa mempedulikan lelaki itu,kisaki masuk ke dalam dan melepas jaketnya.
Menyisir ruangan itu dengan matanya,
Kisaki bisa lihat..
Berantakan..futon yang masih hangat..
Tanpa makanan dan cuma ada segelas air putih.
Dan kucing hitam itu..
Seperti biasa nampak busuk di mata Kisaki.
Terdengar suara batuk yang parah dan disusul suara riku.
"Aku gak punya apa-apa..kau mau kubelikan apa?..."
"Aku kesini bukan untuk makan ..kalau sakit apa susahnya bilang padaku?"
"Aku sudah bilang ....sama reiya.."
Riku masuk kembali mendengar nada kisaki yang agak tinggi.
"Kau kira hanya reiya yang mau tau?!"
Kisaki mencengkeram lengan riku.
Tatapan riku juga walau lemah seperti ingin marah.
Tapi lagi-lagi ia batuk.
Dan kisaki agak menyesal.
"Sini...diam disini...kau sudah minum obat?..sudah makan?"
Riku dipaksa berbaring dan kisaki banyak bertanya sambil melihat obat yang berserakan di lantai.
"Aku minum itu satu...tapi aku belum makan."
"Obat apa ini?"
Riku menggelengkan kepala.
Membuat kisaki semakin kesal.
"Kau gak tau ini obat apa dan kau minum berharap akan sembuh?!..kau ini tolol atau bagaimana??..hh..sudahlah..percuma bicara dengan orang sakit...kau diam disini jangan bergerak.aku pergi dulu beli makan dan obat...kalau kau berani bergerak,aku pecat"
"Iya bos...*batuk*"
---***---
Gak lama kisaki kembali dengan kantong kresek di tangannya.
Tapi riku malah tidur.
Ketika akan di bangunkan,kisaki tanpa sengaja menatapnya.
Kenapa hanya karena demam ,
Wajahnya terlihat begitu menderita?...
Akhirnya kisaki yang buatkan lelaki itu makanan.
Hanya bubur yang ia beli di restaurant dan ia panaskan kembali.
"Riku...bangun.."
Ingin sekali membuka mata,tapi kepala riku terasa berat.
Helaan napas dan disusul suara batuk,
Kisaki sibuk mencari minum.
"Hei...minum dulu.."
Riku berusaha duduk dan memegang gelas itu,
Kisaki bahkan menyediakan sedotan untuk riku.
Repot-repot ia beli di kombini sambil diikuti fangirl.
Riku meraih gelas dari tangan kisaki dan meminumnya.
Tanpa sengaja ia menyentuh jari jemari kisaki yang memegang gelas itu.
Gak terasa ia punya tenaga tapi melihat lelaki itu dengan bersusah payah menyedot minuman itu membuat Kisaki berpikiran macam-macam.
"Masih sakit?..apa yang sakit riku?.."
"Aku gak apa..shacho.."
"Ck..sudah kubilang kan ini bukan di kantor?...aku sudah keliling cari makanan enak..tapi cuma ada ini..kau makan dulu...setelah itu minum obat dan tidur."
"Aah.."
Jawab riku malas.
Ia kembali berbaring.
Keringat bercucuran.
Dan kepalanya terasa pusing.
Kisaki hanya bisa menghela napas melihatnya gak berdaya seperti itu.
Cuma karena demam?..
Ya cuma karena demam...
Tapi itu terlihat seperti hal yang imut di mata kisaki.
"Duduk dulu.. aa-"
"Mh..aku bisa sendiri.."
"Kau ini membantah terus....buka mulutmu atau kutahan gajimu bulan ini."
Riku dengan lemas tersenyum dan menahan tawa.
Entah kenapa rasanya baru kali ini diperhatikan kisaki.
Ia buka mulutnya dan lahap sesendok bubur ditangan kisaki.
Sambil mengunyah,riku pun masih tersenyum.
"Menjijikan.."
Kisaki ikut tersenyum dan sedikit lega melihat senyuman itu dari wajah riku.
"Habis..baru kali ini kau sengaja datang dan sibuk mengurusi aku.."
"Oh ya? Dan baru kali ini juga kau sakit sampai gak masuk kerja kan?..sudah jangan banyak omong..kau harus habiskan ini.."
Tanpa banyak berargumen dengan bossnya lagi,riku menghabiskan bubur itu.
Sebenarnya sudah kenyang..tapi kalau bilang pasti dimarahi.
Riku batuk terus membuat bising ruangan itu.
"Berhenti."
Kisaki diam dan mulai kesal karena kapsul di tangannya mulai meleleh.
Tapi riku terus batuk.
"Riku aku bilang berhenti!"
Riku menunduk sambil batuk ia memegang dadanya yang mulai terasa sakit dan sementara tangan satunya lagi menahan kisaki untuk mendekat.
"Heh..kalau kau gak menahannya mau kapan minum obat?.."
Dan hal itu terus terjadi.
Kisaki habis kesabaran.
Ia memasukan kapsul itu ke dalam mulutnya,ia tahan riku dengan kedua tangan di pundaknya dan menciumnya.
Mata riku membesar dan otomatis batuk itu terhenti.
Terasa pahit dimulut.
Riku bisa dengan jelas merasakan rasa obat itu di lidah kisaki.
"Nghh!!!"
Tiba-tiba ia dorong atasannya itu sekuat tenaga yang tersisa.
"Apa-apaan?!"
"Kau...memasukkannya terlalu dalam.."
Mata riku memerah dan ia tutupi bibirnya dengan lengan itu.
"Kalau gak gitu gimana kau bisa menelannya?!..riku.."
"Selama ini...kau gak pernah perhatian dan sekarang tiba-tiba menciumku.."
Gak habis pikir dan kehabisan kata-kata,kisaki menghela napas.
"Hh...aku membantumu meminum obat sial itu..dan kau bilang aku menciummu?...riku..kau sakit jiwa."
Ada sedikit penyesalan melihat riku kecewa tapi kisaki gak berani bicara macam-macam
Bisa-bisa riku besar kepala dan membangkangnya.
Tapi riku malah meliriknya dengan sinis.
Kisaki ulurkan tangan dan ia peluk kepala riku dengan tangan kirinya.
"Ya sudah aku yang salah...puas?...yang penting kau sudah minum obat kan?..."
Napas riku terasa panas di dadanya.
"Kisaki...kau gak sadar...kalau menciumku...kau juga pasti ...ketularan..."
Ucap riku sambil memahan tawa.
"Sial...kalau aku sakit,kau yang harus tanggung jawab."
Kisaki baringkan tubuh itu dan menyelimutinya.
Lelah juga kerja rodi seperti ini.
Kisaki berbaring disebelah riku dan membiarkan riku letakan kepala di pangkal lengannya.
"Kisaki...aku belum kasih makan kucing..."
"Aku tau...kau tidur dulu..biar nanti aku yang kasih dia makan."
Riku mengangguk dan tidur dipelukan kisaki.
Sampai pagi...
---***---
"Halo shacho?..."
"Reiya..batalkan semua jadwal hari ini.."
"Tapi--shacho--"
"Jangan panggil aku shacho diluar kantor.lakukan apa yang aku bilang."
"Kisaki!jangan tutup dulu !dari kemarin kau hilang gak bisa dihubungi..kanata sudah pergi mencarimu ke apartement riku tapi gak ada yang buka pintu."
"Aaah..ya ya..aku dengar itu..tapi aku harus libur satu hari lagi.."
"Libur lagi?"
"Yah...kemarin riku yang sakit ... tapi sekarang aku ada di dokter hewan.."
Kisaki melirik riku yang cemberut disamping kucingnya yang sakit karena kelaparan.
"Dokter hewan?.."
"Aku lupa kasih makan kucing sial itu dan selarang dia berakting seperti mau mati..sialan..aku benci kucing busuk itu."
"Sha--shacho..daijoubu ka?.."
"Aah...aku titip semua urusan di kantor...minta kanata membantumu..mungkin nanti sore aku mampir untuk cek berkas-berkas yang aku tinggal dua hari lalu."
"Nanti sore?! Tapi shacho---"
Kisaki pun menutup ponselnya.
Riku masih meliriknya.
"Apa lihat-lihat?..aku juga kena efek samping obat itu dan jadi mengantuk gara-gara kau gak mau minum obat itu sendiri kan??!"
Riku menggelengkan kepalanya.
Dan dokter hewan itu hanya bisa berusaha mencerna apa maksud lelaki itu bilang ia hanya membantu majikan pasiennya itu untuk minum obat.
Walau bagaimanapun akhirnya riku sembuh.
Sementara kucing sudah kembali normal dan bermain kembali,
Kisaki harus pergi ke kantor mengenakan masker.
---*** FIN ***----